Kendari - Sultra Tenun Karnaval 2023 merupakan festival yang mempersembahkan dan memamerkan kekayaan tenun daerah Sulawesi Tenggara. Pagelaran tersebut merupakan upaya pelestarian dan mengembangkan kreativitas tenun Sultra sebagai warisan budaya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara, Silvester Sili Laba bersama seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), Pj. Walikota Kendari, Asmawa Tosepu, serta Seluruh Pimpinan Daerah Provinsi Sultra menghadiri acara Sultra Tenun Karnaval 2023 yang digelar di Tugu Religi MTQ Kota Kendari. Sabtu (02/12/2023)
H. Belli, selaku Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sultra dalam sambutannya mengatakan pagelaran Sultra Tenun Karnaval adalah salah satu cara untuk melestarikan kain tenunan khas dari Sultra.
“Sultra tenun karnaval 2023 ini merupakan acara tahunan yang di gelar pemerintah provinsi Sultra sejak tahun 2015 dan merupakan salah satu cara melestarikan tenunan khas Sulawesi Tenggara.”
Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto dalam sambutannya mengatakan tenun yang merupakan warisan budaya ini memiliki dampak ekonomis yang sangat tinggi dengan demikian kita harus bersama-sama mempertahankan budaya ini secara matang.
“Jangan biarkan para pengrajin tenun berjuang sendiri, tenun ini merupakan salah satu potensi bagi kemajuan ekonomi di Sultra” ujarnya
Lebih lanjut, Pj. Gubernur yang juga sekaligus merupakan Sekretaris Jenderal di Kemenkumham RI menyampaikan bahwa dari data yang di himpun Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, sekitar 49 tenunan Sultra telah didaftarkan pada Kekayaan Intelektual Komunal.
“Dari data yang di himpun Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, baru sekitar 49 tenunan Sultra telah di daftarkan pada Kekayaan Intelektual Komunal” ungkapnya
Beliau juga mengatakan bahwa dari data Indikasi Geografis pada DJKI, belum ada tenun Sultra yang di daftarkan dan ini sangat berpotensi untuk di ambil alih dengan negara lain.
“Selain dari KIK tadi, tenun Sultra belum didaftarkan sebagai Indikasi Geografis. Hal ini sangat berpotensi untuk diambil alih oleh negara lain.”
Terakhir, beliau mengajak untuk peduli terhadap tenunan Sultra sebagai salah satu warisan budaya di Sultra dengan segala potensinya.